NAZAR


Dalam al Quran yang pernah melakukan nazar hanya istrinya Imran (Hana) dan Maryam (ibunya nabi Isa).

Secara harfiah, nazar berarti “mewajibkan kepada diri sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan dengan maksud mengagungkan serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.”

Nazar telah disyariatkan kepada umat-umat terdahulu sebelum masa Nabi Muhammad SAW.

اِذْ  قَا لَتِ  امْرَاَ تُ  عِمْرٰنَ  رَبِّ  اِنِّيْ  نَذَرْتُ  لَـكَ  مَا  فِيْ  بَطْنِيْ  مُحَرَّرًا  فَتَقَبَّلْ  مِنِّيْ   ۚ اِنَّكَ  اَنْتَ  السَّمِيْعُ  الْعَلِيْمُ

“(Ingatlah), ketika istri `Imran berkata, Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 35)

Ayat ini berisi tentang nazar yang diucapkan istrinya Imran, hukum nazar mubah, boleh mengucapkan nazar, sedangkan kalau sudah diucapkan hukumnya menjadi wajib….Mengingatkan bagi yang sudah bernazar.

وَمَاۤ  اَنْفَقْتُمْ  مِّنْ  نَّفَقَةٍ  اَوْ  نَذَرْتُمْ  مِّنْ  نَّذْرٍ  فَاِ نَّ  اللّٰهَ  يَعْلَمُهٗ   ۗ وَمَا  لِلظّٰلِمِيْنَ  مِنْ  اَنْصَا رٍ

“Dan apa pun infak yang kamu berikan atau nazar yang kamu janjikan, maka sungguh, Allah mengetahuinya. Dan bagi orang zalim tidak ada seorang penolong pun.”

Para ulama sepakat, hukum melaksanakan nazar atau melaksanakan sesuatu sesuai dengan yang telah dinazarkan, adalah wajib. Ini dengan ketentuan, nazar tersebut untuk melakukan kebaikan kepada Allah SWT, bukan justru bermaksiat kepada-Nya.

Orang yang bernazar tetapi tidak melaksanakan nazarnya–baik sengaja ataupun karena tidak mampu melaksanakannya–maka harus membayar kafarat (denda). Jumlah denda itu sama dengan kafarat melanggar sumpah.

Jenis Nazar

Nazar terbagi menjadi tiga jenis. Dirangkum dari buku Islam on the Spot: Kumpulan Informasi Menarik Seputar Ajaran Islam karya Rian Hidayat dan Asiqin Zuhdi, berikut tiga jenis nazar:

1. Nazar Lajaj

Nazar lajaj adalah nazar yang berlaku ketika seseorang berada dalam keadaan kehilangan pertimbangan diri. Contohnya dalam keadaan marah, ketika marah ia mengucapkan nazar.

Hukumnya bergantung pada apa yang dinazarkan. Ia wajib melaksanakannya atau membayar kafarah jika nazar tersebut bukan hal maksiat. Rasulullah SAW bersabda, "Kafarah nazar seperti kafarah sumpah." (HR Muslim)

2. Nazar Al-Mujazah

Nazar al-mujazah adalah nazar yang bergantung pada sesuatu yang akan menyebabkan seseorang melakukan sesuatu. Nazar jenis ini dibuat dengan penuh kesadaran. Contohnya yaitu akan bernadzar dengan sedekah jika Allah SWT menyembuhkan penyakit seorang hamba.

Nazar al-mujazah hukumnya wajib. Orang yang bernazar seperti ini wajib melaksanakan apa yang telah ia nazarkan.

3. Nazar Mutlak

Nazar mutlak adalah nazar yang diucapkan seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT tanpa mengaitkan nazarnya dengan perkara lain. Contohnya jika seseorang berkata, "Aku mewajibkan diriku berpuasa Senin-Kamis." Nazar seperti ini hukumnya wajib secara mutlak tanpa terikat pada suatu perkata.

Kafarat Nazar

Kafarat nazar adalah tebusan yang harus dilakukan jika seseorang melanggar nazar atau sumpah yang telah diucapkan. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai kafarat nazar: Membebaskan budak atau hamba sahaya, Memberi makan kepada 10 orang miskin, Memberi pakaian kepada 10 orang miskin, Berpuasa selama tiga hari

Puasa kafarat nazar tidak harus dilakukan secara berturut-turut.

Do'a Tasyakuran 

اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَا لَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِى مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُكَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

اَللهم صَلِّ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

 اَللهم إِنَّا نَسْئَلُكَ خَيْرَ الْمَوْلَجِ وَخَيْرَ الْمَخْرَجِ بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا وَعَلىٰ رَبِّنِا تَوَكَّلْنَا. اَللهم اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَوَسِّعْ لَنَا فِى دَارِنَا هٰذَا.

اَللهم بَارِكْ لَنَا فِى أَرْزَقِنَا وَبَارِكْ لَنَا فِى مَعِيْشَتِنَا وَبَارِكْ لَنَا فِى بُيُوْتِنَا وَبَارِكْ لَنَا فِى عُمْرِنَا وَبَارِكْ لَنَا فِى أُمُوْرِنَا.

اَللهم سَلِّمْنَا وَسَلِّمْ دِيْنَنَا وَسَلِّمْ أَجْسَادَنَا وَسَلِّمْ أَمْوَالَنَا مِنْ بَلآءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْآخِرَةِ. رَبَّنَا أَدْخِلْنَا مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنَا مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيْرًا

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Capability/Ability and Willingness

Perbedaan Kalimat Nominal dan Verbal

P5 dan P2RA, Antara Tantangan, Realita dan Kenicayaan di Madrasah