KENALI KARAKTERMU: PEMIMPIN ATAU PIMPINAN?

Kenali Karaktermu: Pemimpin Atau Pimpinan?

Selepas Sholat Subuh, tergerak hati membaca Al-Qur'an di sepertiga pertengahan Ramadhan. Kebetulan atau memang dorongan hati, ternyata mata langsung tertuju ke Surah Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi:

وَاِ ذْ قَا لَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ جَا عِلٌ فِى الْاَ رْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَا لُوْۤا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ ۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ ۗ قَا لَ اِنِّيْۤ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.""(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 30)

Makna dari ayat tersebut Allah akan menciptakan seorang manusia untuk dijadikan pemimpin (khalifah) di bumi. Allah SWT sebagai Sang Khaliq saja mencontohkan demokrasi kepada makhluk cinptaan-Nya, yaitu Malaikat. Terjadilah dialog antara Khaliq dan makhluk, yang endingnya ketika terjadi perdebatan (baca: diskusi), sang Khaliqlah yang memutuskan.

Dari sepenggal narasi di atas, kita bisa memahami bahwa kita sebenarnya bisa menjadi pemimpin diri sendiri, keluarga, kelompok, golongan, hingga bangsa dan negara. Menjadi Pemimpin adalah suatu amanah (pekerjaan) yang berat. Ketika menjalankan amanah dengan baik ataupun buruk mesti dipertanggungjawabkan di dunia maupun di akhirat. Menjadi pemimpin harus siap menerima kritikan dan masukan, jangan menjadi pemimpin yang keras kepala dan mati rasa, dan jangan pula menjadi pemimpin yang melacurkan diri untuk sebagian golongan. Jadilah pemimpin yang adil dan membawa kebaikan untuk semua.

Kembali teringat pelajaran SKI saat masih duduk di bangku MTs, bahwa Umar Bin Khattab ketika diangkat menjadi khalifah menyampaikan pidato yang sangat terkenal:

"Allah telah menguji kalian dengan saya, dan menguji saya dengan kalian. Sepeninggal Abu Bakar Ash Shiddiq sekarang saya yang berada di tengah-tengah kalian. Tidak ada persoalan kalian yang harus saya hadapi lalu diwakilkan kepada orang lain, dan tidak ada yang tidak hadir di sini lalu meninggalkan perbuatan terpuji dan amanat. Kalau mereka berbuat baik akan saya balas dengan kebaikan, tetapi kalau melakukan kejahatan terimalah bencana yang akan saya timpakan kepada mereka".

"Bantulah saya dalam tugas saya menjalankan amar makruf nahi munkar dan bekalilah saya dengan nasihat-nasihat saudara-saudara, sehubungan dengan tugas yang di percayakan Allah kepada saya demi kepentingan saudara-saudara sekalian".

Tidaklah salah, Rasulullah SAW memberi umar gelar "Al Faruq" yang artinya pemisah antara yang haq (benar) dan batil (salah). Terbukti pada Pidatonya, Umar Bin Khattab RA. mengingatkan kita semua bahwa jabatan adalah ujian dari Allah, maka jadilah pemimpin yang senantiasa bersikap rendah hati, dan tidak gentar atau merasa terhina jika ada masyarakat yang menegur cara kepemimpinannya demi kepentingan bersama.

Menjadikan pemimpin yang benar-benar ingin mengabdi dan amanah sangatlah susah. Karena  ada juga orang yang memimpin semata-mata mencari kekuasaan dengan maksud tertentu. Banyak orang yang berapi-api mengatakan jika dia adalah orang yang hebat, banyak konsep atau teori ilmiah, kaya akan pengalaman, tetapi itu semua hanyalah isapan jempol belaka.  

Ketika bicara lebih jauh mengenai kepemimpinan akan muncul dua hal yang berbeda yaitu pemimpin dan pimpinan. Sekilas memang terlihat sama namun ada perbedaan cukup mendasar terhadap karakter seorang pemimpin dan pimpinan itu sendiri.

Pemimpin lebih kepada karakter seseorang yang menjiwai, banyak di jumpai orang biasa yang tidak memiliki pangkat dan kedudukan namun berjiwa pemimpin. Sedangkan pimpinan adalah seseorang yang hanya mengisi jabatan struktural dan dihormati sebatas formalitas sebagai atasan. Meskipun tidak banyak, seorang pimpinan juga ada yang memiliki jiwa pemimpin.

Dari sini terlihat dengan jelas jika seorang pimpinan belum tentu pemimpin, begitupun sebaliknya seorang pemimpin belum tentu sebagai pimpinan. 

Pemimpin adalah orang yang memiliki kharisma, keahlian, dan memiliki pengaruh di lingkungan tempatnya berada, sementara pimpinan adalah orang yang ditunjuk secara formal untuk menjadi atasan, atau orang yang pangkatnya lebih tinggi daripada kita.

Sebagai contoh dari pimpinan diantaranya kepala kantor, kepala sekolah, kepala lembaga, kepala dinas, rektor, supervisor, manajer, direktur dan jabatan struktural lainnya. Sementara seorang pemimpin bisa lahir darimana saja. Boleh jadi dari seorang bawahan, hingga orang biasa yang tidak memiliki legalitas kedudukan sama sekali.

Kita bisa melihat perbedaan keduanya pada sikap mereka terhadap orang-orang di lingkungannya. Pemimpin akan mengayomi seluruh anggotanya dengan berorientasi pada kesepakatan bersama dalam memecahkan masalah sebelum mengambil keputusan tanpa meninggalkan sudut pandang keilmuan dalam mengkaji baik, buruk, sebab, dan akibat.

Semoga kita bisa menjadi pemimpin yang baik dan sesuai harapan seluruh anggotanya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Capability/Ability and Willingness

Perbedaan Kalimat Nominal dan Verbal

P5 dan P2RA, Antara Tantangan, Realita dan Kenicayaan di Madrasah