MUHASABAH PADA TAHUN BARU 1445 HIJRIYAH
Muhasabah Tahun Baru 1445 Hijriyah
Oleh: Mr. Lee Whose Knee
Tak terasa perjalanan waktu dan perputaran masa dalam setahun. Tahun barupun sudah hadir bersama detak jantung dan kedipan mata. Berarti jatah umurpun sudah berkurang satu tahun. Lantas, apa saja yang sudah kita lakukan dalam kurun masa satu tahun?
Penulis mengutip sebuah cerita sebagai pengantar muhasabah dan bahan refleksi perjalanan dalam kehidupan.
Suatu hari seorang guru memberikan tugas kepada siswa di kelasnya untuk menuliskan tujuh keajaiban dunia. Malamnya, sang guru memeriksa tugas mereka. Sebagian besar siswa menuliskan hal yang hampir sama, yaitu:
1. Piramida
2. Taj Mahal
3. Tembok Raksasa Cina
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor
6. Menara Eiffel
7. Candi Borobudur.
Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama. Beberapa perbedaannya hanya terdapat pada urutan penulisannya saja. Tapi sang guru terus memeriksanya sampai lembar yang terakhir. Setelah sampai pada lembar terakhir milik si gadis pendiam, ternyata isinya sangat berbeda dengan teman-temannya. Tujuh keajaiban dunia, yaitu:
1. Bisa Melihat
2. Bisa Mendengar
3. Bisa Menyentuh
4. Bisa Menyayangi
5. Bisa Merasakan
6. Bisa Tertawa
7. Bisa Mencintai.
Hal ini membuat sang guru duduk terdiam, tertegun beberapa saat dari duduknya. Kemudian dia menundukkan kepalanya seraya berdoa mengucapkan syukur kepada Allah SWT. atas pelajaran yang disampaikan oleh si gadis pendiam. Sebuah pelajaran yang luar biasa hebat. Tak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban dunia. Keajaiban itu ada di sekeliling kita untuk kita miliki dan tak lupa untuk kita syukuri.
Lantas, apa yang kita cari dalam hidup ini?
Kita hidup di desa, kita merindukan kota. Setelah kita di kota tentu kita merindukan kembali ke desa. Kalau musim kemarau tiba tentu kita tanya kapan turunnya hujan, sedangkan ketika musim hujan sudah tiba inginnya segera datang kemarau. Ketika kita jenuh di rumah inginnya pergi healing. Setelah bepergian inginnya segera pulang ke rumah karena merasa penat. Ketika waktu tenang maka jenuh ingin mencari keramaian sedangkan ketika dalam keramaian kita ingin mencari ketenangan. Ketika masih bujang mengeluh kapan bisa menikah. Setelah berkeluarga masih juga mengeluh kapan punya anak. Setelah punya anak mengeluh lagi betapa beratnya biaya hidup dan pendidikan.
Ternyata sesuatu yang tampak indah karena kita belum memiliki. Kapankah kebahagiaan didapatkan kalau kita selalu memikirkan hal-hal yang belum pernah ada. Tetapi seringkali kita mengabaikan apa yang sudah kita miliki. Jadilah pribadi yang selalu bersyukur dengan rahmat yang sudah kita miliki. Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini? Menutupi telapak tangan saja sulit tetapi kalau daun yang kecil ini menempel di mata kita maka tertutuplah bumi dengan daun. Begitulah jika hati ditutupi dengan pikiran buruk sekecil apapun, maka kita akan melihat keburukan di mana-mana. Bumi pun akan tampak buruk.
Jangan menutup mata kita walaupun hanya dengan daun yang kecil. Jangan menutup hati kita dengan sebuah pikiran buruk walau cuma seujung kuku. Syukurilah apa yang sudah kita miliki sebagai modal untuk memuliakannya. Karena hidup adalah waktu yang dipinjamkan dan harta adalah berkah yang dipercayakan dan semua itu kelak akan dimintai pertanggungjawabannya. Jadi bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki. Bersyukurlah atas keluarga yang kita miliki. Bersyukurlah atas pekerjaan yang kita miliki. Bersyukur dan selalu bersyukur di dalam segala hal.
Semoga kita menjadi golongan 'Abdan Syakuron' hamba yang banyak syukurnya. Aamiin
Bersyukur ya Allah , bersyukur..itu yg perlu terus d pupuk d jiwa ini
BalasHapusInspiratif
BalasHapusSubhanallah...reminder yang ok banget👍
BalasHapus