IJAZAH AGAR CEPAT DAPAT JODOH

IJAZAH KH MAIMUN ZUBAIR AGAR CEPET DAPAT JODOH.

1. Agar wasilah di Makam Nyai Hamdanah Asnawi Kudus.

2. Saat wasilah di makam Nyai Hamdanah, membaca Surat Al Ikhlas 313 kali dan shalawat 1.000 kali”

(Kiai Khumaid kaliwungu kendal)

Nyai Hamdanah adalah istri dari KH. R. Asnawi Kudus (1861-1959) saat bermukim di Makkah. 

Menurut KH. Minan Zuhri, Nyai Hamdanah merupakan janda dari Syekh Nawawi al-Bantani. 

Sepeninggal Syekh Nawawi, Nyai Hamdanah dinikahi KH. R. Asnawi setelah dijodohkan oleh KH. Jalil.

Kisah dari Ibu Nyai Masfiyah yang pernah berjumpa langsung dengan Nyai Hamdanah saat diajak sowan ke rumah Bendan Kudus, memiliki wajah cantik, putih dan berhidung mancung. Istilah Ibu saya yang mirip orang Arab dan India cantiknya.

Makam beliau tepat berada di barat makam KH. R. Asnawi (belakang mihrab Masjid Al Aqsho Menara Kudus, satu komplek Makam Sunan Kudus).

CARA MEMILIH ISTRI YANG BAIK MENURUT KH. Maimun Zubair :

“Nek milih bojo iku sing ora patiyo ngerti dunyo. Mergo sepiro anakmu sholeh, sepiro sholehahe ibune. 

Sohabat Abbas iku nduwe bojo ora seneng dandan, nganti sohabat Abbas isin nek metu karo bojone. Tapi beliau nduwe anak ngalime poll, rupane Sohabat Abdulloh bin Abbas. 

Sayyidina Husain nduwe bojo anake rojo rustam (rojo persia). Walaupun asale putri rojo, sakwise dadi bojone Sayyidina Husain wis ora patiyo seneng dunyo. Mulane nduwe putro Ali Zainal Abidin bin Husain, ngalim-ngalime keturunane Kanjeng Nabi. 

Kiai-Kiai Sarang ngalim-ngalim koyo ngono, mergo mbah-mbah wedo'e do seneng POSO. 

Syekh Yasin Al Fadani (ulama' asal padang yang tinggal di Mekah) iku nduwe bojo pinter dagang, nduwe putro loro.Sing siji dadi ahli bangunan sijine kerjo neng transportasi. Kabeh anake ora ono sing nerusake dakwahe Syekh Yasin.

Neng Al Qur-an ( ﻧِﺴَﺂﺅُﻛُﻢْ ﺣَﺮْﺙٌ ﻟَﻜُﻢ ) ‘Istri iku ladang kanggo suami’. 

Sepiro apike bibit tapi nek tanahe atau ladange ora apik, ora bakal ngasilno pari apik. 

Intine iso nduwe anak ngalim, nek istrine ora patiyo ngurusi dunyo lan khidmah poll karo suamine. 

Nek kowe milih istri pinter dunyo, kowe sing kudu wani tirakat. Nek ora wani tirakat, yo lurune istri sing ahli dzikir, kowene sing mikir dunyo alias kerjo.”

“Apabila memilih pendamping (istri), pilihlah istri yang tidak mengerti dunia (tidak cinta dunia). Sebab, ukuran keshalihan anakmu tergantung keshalihahan ibunya. 

Sahabat Abbas memiliki istri yang tidak suka berdandan, sampai-sampai Sahabat Abbas merasa malu jika keluar bersama istrinya. Namun, beliau mempunyai anak yang sangat ‘alim, yaitu Sahabat Abdullah bin Abbas (Perawi Hadits dan Penulis Wahyu). 

Sayyidina Husain mempunyai istri seorang putri Raja Rustam (Raja Persia). Walaupun seorang putri Raja, namun setelah menjadi istri Sayyidina Husain, ia menjadi tidak suka dengan dunia. Makanya, ia mempunyai putra Sayyid Ali Zainal Abidin bin Husain. Sayyid Ali Zainal Abidin adalah keturunan Kanjeng Nabi yang paling ‘alim. 

Kyai-Kyai Sarang banyak yang ‘alim begitu, sebab mbah-mbah putrinya (neneknya) suka berpuasa (tirakat). 

Syech Yasin al-Fadani (ulama besar asal Padang yang tinggal di Mekah) mempunyai istri yang pandai berdagang, mempunyai dua putra, yang satu ahli bangunan, yang satunya lagi bekerja di bidang transportasi. Kedua putra Syech Yasin tidak ada yang meneruskan dakwah ayahnya.

Di dalam Al-Qur’an disebutkan ( ﻧِﺴَﺂﺅُﻛُﻢْ ﺣَﺮْﺙٌ ﻟَﻜُﻢ ) ‘Istri adalah ladang bagi suami’. 

Sebaik apapun bibit (suami), kalau tanahnya atau ladangnya (istrinya) tidak baik, maka hasil padinya (anaknya) tidak akan baik. 

Intinya, bisa mempunyai anak yang ‘alim jika istrinya tidak begitu suka pada dunia dan mau berkhidmah penuh kepada suaminya. 

Jika kamu memilih istri yang bisa bekerja (wanita karier), kamu harus berani tirakat (puasa). 

Jika kamu tidak berani tirakat, maka carilah istri yang ahli dzikir dan kamu yang harus mencari nafkah (bekerja).”

NASIHAT HABIB LUTHFI BIN YAHYA TENTANG JODOH DAN PERNIKAHAN

Rahmat turun karena sebab ikhtiar. Contoh: sakinah, mawaddah dan rahmah akan muncul jika seseorang sudah ikhtiar untuk menikah. 

Yang Allah Swt. perintahkan kepada kita adalah memilih suami yang shaleh atau istri yang shalehah. Sebisa mungkin, taatilah perintah tersebut tanpa berpikir sampai kapan jodoh kita itu bertahan.

Banyak sekali kriteria yang dipilih seseorang (misalkan kecantikan, kegantengan, pangkat harta, dll.) tapi pilihlah pasangan yang memiliki kualitas bagus dalam hal ibadah dan akhlak. Sedangkan masalah harta itu nomor tiga. 

Rasulullah Saw. menjamin kalau seseorang mendahulukan hal demikian, kelak kehidupan suami akan mudah, ringan, lapang dan tanpa beban (fadzfar bidzatiddin taribat yadaka).

Perlu diketahui, rahmat Allah Swt. itu tidak akan datang tanpa usaha dari anggota keluarga dan keshalehan anggotalah yang diperlukan dalam mangarungi gelombang kehidupan rumah tangga. 

Sedangkan aktifitas lainnya (semisal seks) itu hanyalah sarana pelengkap saja. 

Jadi keshalehan para anggota keluargalah yang dibutuhkan dalam mengarungi gelombang kehidupan.

Syarat utama dalam membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah itu adalah seorang suami sudah siap menjadi bapak sebelum menjadi bapak, sedangkan istri sudah siap menjadi ibu sebelum menjadi ibu. 

Oleh karena itu, bagi seorang lelaki carilah wanita yang sudah tampak jiwa keibuannya, begitu juga dengan wanita carilah lelaki yang berjiwa kebapakan.

Masalah jodoh itu saya ibaratkan dengan buah. Buah itu akan masak kalau sudah tiba waktunya. 

Kalau buah belum masak, rasanya akan masam. Dan kalau masam, mungkin buahnya tidak akan termakan. Sebab selain bergetah, buah yang belum masak dapat membuat sakit perut. 

Jadi menunggu jodoh tiba itu ibarat kita menunggu buah yang akan masak, nanti akan tiba sendiri. 

Kita tidak boleh berperasangka buruk, misalnya “kok jodohku lambat” tapi kembalikan semuanya pada Allah Swt. 
Sebab Allah lah yang menentukan jodoh kita. 

Jodoh yang ditentukan oleh Allah Swt. itu kelak akan datang kepada kita. Allah lah yang mengatur jodoh kita. 

Kita juga tidak boleh berperasangka buruk dan menyalahkan orang lain. Yang penting, jangan berputus asa memohon kepada Allah (berdoa).

Saya sarankan bagi yang belum menikah, sebaiknya pelajari dulu apa itu pengertian sakinah, mawaddah dan rahmah. 

Persiapkan mulai sekarang bagaimana cara menjadi orangtua yang baik. 
Sebab kelak perilaku anak itu kurang lebihnya akan meniru perilaku orangtuanya. 

Jangan pontang-panting minta anak shaleh-shalehah setelah jabang bayi lahir. Tapi mintalah mulai sekarang, 

Mintalah secara istiqamah kepada Allah Swt. agar kelak dikasih pasangan yang shaleh-shalehah serta diberikan anak yang shaleh-shalehah pula yang mampu menjawab tantangan bangsa dan negara.

Untuk pemudi, paling penting kriteria calon suami itu; 

1. Semangat bekerja, 
2. Bertanggungjawab, 
3. Tidak meninggalkan shalat 5 waktu, 
4. Dan mau mendekati ulama dan orang-orang shaleh. 
Insyaallah akan membawa kebaikan baik duniawi maupun ukhrawi. 

Yang masih single semoga segera mendapat jodoh, yang membawa maslahat dunia dan akhirat.

NASIHAT KH. MAEMOEN ZUBAIR TENTANG UANG MAHAR NIKAH

Nasehat Syaikhina wa Murabbi Ruhina KH. Maimoen Zubair buat cowok-cowok yang masih jomblo yang mau nikah, yang dulu selalu kuingat:

“Cung, awakmu nek nikah usahakno mahare bojomu seng akeh walaupun calon bojomu cuman njaluk mahar seperangkat sholat, 

nek gak nduwe duwet. Nek iso yo golek-golek ndisek, amergo duwet mahar kuwi berkah nek dienggo usaha. 

Dadi engko mari nikah awakmu njaluk ijin karo bojomu duwet kuwi kanggo modal usahamu. Insyaallah engko usahamu barokah.” 

(Nak, kalau kamu menikah usahakan mahar istrimu yang banyak walaupun calon istrimu hanya minta mahar seperangkat alat sholat, 

jika tidak punya uang. Kalau bisa ya nyari-nyari dulu, karena uang mahar itu berkah jika dipakai usaha. 

Jadi nanti setelah menikah kamu minta ijin ke istrimu uang mahar itu akan dipakai untuk modal usahamu. Insyaallah usahamu akan berkah).

Rasulullah Saw. memberikan mahar senilai 500 dirham kepada Siti Aisyah, setara dengan 50 dinar atau 200 gram emas atau sekitar 100 juta rupiah. 

Pada zaman itu 1 dinar setara 10 dirham. Pada saat itu harga seekor kambing hanya 5-10 dirham, jadi maharnya cukup untuk membeli 50-100 ekor kambing.

Aisyah Ra. berkata, “Mahar Rasulullah kepada para istri beliau adalah 12 uqiyah dan satu nasy. Tahukah engkau apakah nash itu?” 

Abdurrahman Ra. menjawab, “Tidak.” 

Aisyah Ra. berkata, “Setengah uqiyah.” Jadi semuanya 500 dirham. Inilah mahar Rasulullah kepada para istri beliau. 
(HR. Muslim)

Saat menikah dengan Khadijah Ra. diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. memberi mahar 20 ekor unta (nilainya setara 400-an juta rupiah). 

Saat menikahi Hindun (Ummu Habibah Ra.) diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. memberikan mahar 4.000 dirham (setara 800 juta rupiah). 

Sedangkan saat menikahi Shafiyah Ra. maharnya berupa pembebasan dirinya dari perbudakan, meski tidak berwujud harta namun nilainya bisa ratusan juta hingga milyaran rupiah (biaya normal penebusan budak agar merdeka). 

(Sumber: Ust. Muhammad Noor Yusuf)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Asking for Attention and Showing Attention

Capability/Ability and Willingness

PERBEDAAN RUKUN QOLBI, QOULI DAN FI'LI