HUJAN DI HARI KETIGA RAMADHAN


Setiap orang pasti menyukuri nikmat hujan. Apalagi hujan turun pada bulan Suci Ramadhan. Ya, sudah pasti bagi muslim yang menjalankan puasa, hujan tersebut berkah yang tak terhingga. Hilang haus, menambah ketenangan (baca: khusyu') puasanya.

Tapi tidak bagi ayam piarakanku. Sejak sore, sekitar jam 5, hujan turun cukup deras sampai tengah malam. Selepas berbuka, rehat sebentar menunggu kumandang adzan Isya'.

Terdengar ringtone HP berdering beberapa kali. Dari sekian WA yang masuk, ternyata ada pesan dari sahabatku yang hobi piara ayam. "Peh, kadose kok bahaya to pak...", ungkapnya membuka isi pesan. Ternyata setelah kucermati isinya, dia sedang keluar kota dan tidak sempat memasukkan ayamnya ke kandang. 
Karena hujan yang tak kunjung reda, kandangnya banjir. Takutnya, ayam yang masih berumur 2 bulan terjebak dalam genangan air.

Tanpa berpikir panjang kujawab: "Tenang pak, nanti selepas Tarawih tak lihatnya". Walaupun jaraknya ada 10 kilometer dari rumahku, tetap kudatangi. Bermaksud untuk menyelamatkannya. Memang benar, kandang sudah tergenang air setinggi mata kaki. Ayam-ayam yang terjebak dalam genangan tidak bisa berteduh. Hanya menepi diantara akar pepohonan.

Nuraniku berkata: "Kasihan... basah kuyup". Segera kuambil dan kumasukkan ke  kandang. Dengan harapan mereka bisa berkumpul dengan teman-temannya dan selamat.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Capability/Ability and Willingness

Perbedaan Kalimat Nominal dan Verbal

P5 dan P2RA, Antara Tantangan, Realita dan Kenicayaan di Madrasah