Pemuda, Ini Loh Saya, Bukan Ini Loh Bapak Saya

Disebut Pemuda jika Ini Loh Saya, Bukan Ini Loh Bapak Saya
Kemuliaan dan kehebatan seorang anak sebenarnya bukan karena kehebatan dan kejayaan orang tuanya. Tidak ada jaminan anak kyai akan menjadi ulama dan juga anak seorang yang terpandang akan terhormat di sisi manusia.

Karena sejatinya, seorang pemuda adalah mereka yang berani mengatakan kepada khalayak inilah saya, inilah hasil dan prestasi saya, bukan mengatakan inilah bapak saya, inilah kehebatan bapak saya. Sebagaimana Ali bin Abi Thalib karramallâhu wajhah mengungkapkan:

لَيْسَ الْفَتىَ مَنْ يَقُوْلُ كَانَ أَِبيْ، وَلـٰكِنَّ الْفَتىَ مَنْ يَقُوْلُ هٰـأَنَاذَا

"Sesungguhnya pemuda itu ialah yang berani berkata inilah diriku, dan bukanlah pemuda itu yang berkata inilah ayahku”.

Sebuah syair yang indah, mengandung nasihat mulia termaktub dalam kitab Ta'lim al-Muta'allim" menyatakan:

فَكَمْ عَبْـدٍ يَقُوْمُ مَقَـامَ حُرٍّ * وَكَمْ حُرٍّ يَقُوْمُ مَقَـامَ عَبْـدٍ

"Betapa banyak anak orang biasa menjadi mulia (karena ketekunannya). Namun, banyak juga anak orang mulia menjadi hina (karena kemalasannya)".

Dari kedua syair tersebut kita dapat mengambil pelajaran ukuran mulia dan hina seorang pemuda bukan ditentukan oleh ayah ataupun keturunannya. Ukuran kesuksesan pemuda bukan dilihat keberhasilan ayahnya dalam mengelola suatu hal. Melainkan ukuran kesuksesan adalah ketekunan dan semangat yang tinggi.

Tanpa semangat dan dorongan yang sungguh-sungguh, maka pemuda tidak akan mendapat apa yang dicita-citakan. Seorang pemuda hendaknya mengobarkan api semangat dalam meraih sesuatu hal yang positif tanpa berpangku tangan dan bertumpu pada kebesaran nama ayahnya.

Maka, berbicara pemuda bukanlah soal usia dan fisik, tapi karakter.

1. Pemuda itu selalu kreatif dan pantang menyerah

Seperti Thomas Alva Edison yang ribuan kali melakukan percobaan untuk penemuan lampu pijarnya berkata: "Aku tidak pernah gagal, aku hanya menemukan 10.000 cara yang salah. Begitulah karakter pemuda, siap menerima penolakan, siap dikritik dan menerima masukan. Lalu belajar dari kesalahan sebelumnya agar tidak jatuh ke lubang yang sama."

2. Pemuda selalu yakin usahanya sampai

Seperti perkataan Ali: Sesungguhnya pemuda itu ialah yang berani berkata inilah diriku, dan bukanlah pemuda itu yang berkata inilah ayahku. Tidak goyah dengan iming-iming apapun, selama ia yakin melakukan hal yang benar.

3. Pemuda selalu haus belajar

Sejatinya, siapapun tidak tahu apa-apa, maka untuk mengetahuinya ia mencari tahu dengan belajar, dan setelah ia tahu maka akan tumbuh perasaan bahwa selama ini pengetahuannya sangat sedikit. Maka ia terus belajar untuk memenuhi keingintahuannya itu.

4. Pemuda memiliki mimpi besar dan cara untuk meraihnya.

Selama masih ada mimpi besar yang belum terwujud, selama masih ada kerja keras untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tertunda, maka selama itulah salah satu karakter pemuda masih tertanam dalam diri seseorang. Bukanlah lebih baik terlambat daripada tidak pernah sama sekali?

5. Pemuda selalu menjaga dan memperbaharui iman

Sesuatu yang menjaga setiap muslim khususnya pemuda adalah iman. Maka, jangan biarkan iman tersebut goyah karena berbagai hawa nafsu dan godaan yang dapat menjerumuskan pemuda ke dalam kemaksiatan dan dosa. Jika pemuda sudah tergelincir ke dalam hal tersebut, maka segera bertaubat dan memperbaharui imannya.

6. Pemuda adalah pewaris para nabi

Bukan hanya pewaris sejarah, tetapi pemuda juga merupakan pewaris dan pelanjut risalah Nabi SAW. Salah satu cara melanjutkan perjuangan Nabi adalah berdakwah. Maka, setiap pemuda yang memiliki ilmu dan mengazamkan diri untuk meneruskan perjuangan para nabi adalah ulama.

Dikutip dari LANGIT7.ID, Jakarta
ahmad zuhdi Kamis, 28 Oktober 2021 - 18:55 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Capability/Ability and Willingness

Perbedaan Kalimat Nominal dan Verbal

P5 dan P2RA, Antara Tantangan, Realita dan Kenicayaan di Madrasah