KONTES NASIOANAL AYAM HIAS
Minggu, 28 Mei 2023, bertempat di gedung kesenian Aryo Blitar yang beralamatkan di Desa Plosokerep, Kec. Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur dilaksanakan Kontes Nasional Ayam Hias.
Beraneka jenis Ayam Hias, seperti Serama, Ketawa, Kapas, Cemani, Pelung, Poland, Onagadori, Phoenix, Brahma, Cochin ikut andil dalam perlombaan tersebut.
Dalam sambutanya, Wali Kota Blitar, Drs. Santoso, M.Pd menyampaikan apresiasi bahwa dalam memeriahkan bulan Bung Karno diadakan serangkaian kegiatan salah satunya Kontes Ayam Hias yang tujuannya adalah membumikan ayam hias di Jawa Timur. Para peternak diharapkan lebih bersemangat lagi dalam beternak.
Di akhir sambutannya, beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua penghobi dan peternak ayam yang sudah berkenan hadir. "Terimakasih kepada peserta yang jauh-jauh datang ke sini, ada yang dari Bandung, Malang, Jember bahkan Trenggalek. Semoga tahun depan tidak segan-segan untuk ikut lomba lagi"
Sebagai penanda berakhirnya perlombaan, Walikota Blitar menandainya dengan memukul Gong didampingi oleh Kepala Dinas Peternakan dan Ketua Panitia penyelenggara.
Kontes Ayam Pelung diikuti oleh Pelunger dari Jawa Timur, diantaranya KAPPAG Kediri selaku pelaksana, KPPM Malang, Apem Manis Mojokerto, KAPPRA Madura, Kompeng Ponorogo serta peserta dari propinsi lain. Tidak hanya asosiasi peternak Pelung dibawah naungan HIPPAPI tetapi HIPPAPN juga ikut serta dalam perlombaan.
Penulis sengaja datang lebih awal karena Gus Ipul bertindak sebagai Korlap (baca: koordinator lapangan) panitia lomba harus mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Bermalam di Kota Patria di menjadi pengalaman tersendiri. Ini menjadi pengalaman pertama kali. Kalau tidur di dalam bus, terasa biasa. Sebab seringkali berwisata. Tidur di hotel, juga hal yang tidak asing. Sebab sering ikut pelatihan. Tetapi tidur semalaman di dalam mobil mulai jam 9 malam sampai pagi rasanya lain. Kaki tidak bisa selonjor, tidur tidak leluasa, tetapi asik juga.
Pagi harinya, selepas Sholat Subuh kusenpatkan berjalan-jalan mencari udara segar sambil mengenali suasana di sekitar gedung kesenian Aryo Biltar. Belum ada pedagang asongan maupun penjual makanan-minuman yang buka. Pantesan, setelah kulihat jam di HP masih menunjukkan pukul 05.30. Akhirnya kuputuskan untuk mandi pagi sambil menunggu waktu penjual sarapan.
Selepas mandi, kulihat didepan pos Satpam ada mobil Espass menjajakan (dasar: Jawa) makanan. "Pasti tu jualan Pecel Blitar", gumamku dalam hati. Sontak kuajak teman-teman untuk makan pagi sambil nongkrong di pinggir jalan.
"Mbak, Nasi Pecel 3 dan Teh Hangat 3, ya", ujarku pesan ke penjual.
Setelah menikmati pecel khas Blitar dan segelas teh, badan terasa segar. Segera kusiapkan menu pagi untuk ayam yaitu nasi putih dicampur sentrat dan minuman larutan penyegar cap kaki tiga. Berharap kondisi ayam prima sehingga okoknya maksimal.
Semakin siang semakin banyak peserta berdatangan. Tidak hanya peserta lomba ayam pelung, tetapi peserta lomba ayam hias. Tidak hanya peserta lomba, tetapi ada juga yang jualan/bazar ayam hias bahkan ada yang datang bersama keluarganya.
Penulis sendiri hanya sebagi peserta lomba Ayam Pelung. Bermodalkan 2 ekor Ayam Pelung, Janoko dan Rungkad. Janoko hanya mendaftar di kelas Umum, sedangkan Rungkad di kelas Suara Umum dan Perang Bintang. Pada babak penyisihan Janoko hanya mendapat nilai 106.5 sedangkan Rungkad mendapat nilai 110. Nilai tertinggi pada penyisihan babak I.
Alhamdulillah, senang rasanya kedua-duanya bisa dipastikan masuk final. Saat final, seperti prediksi para peserta, pastinya Rungkad akan menjuarai. Karakter kokoknya dalam, tebal. "Wah, entek sanding Rungkad", kelekar Bu Ninik Pelunger dari Madiun. Tapi sayang, Janoko tidak bisa menampilkan Kokok terbaiknya. Walaupun bunyi (baca: Kokok) tapi tidak keluar bitunya. Mungkin ia kelelahan, sebab istirahatnya kurang nyaman berhasil menorehkan nama di puncak kejuaraan.
Di sela-sela perlombaan ternyata aku dikunjungi teman sejawat sewaktu sama-sama menimba ilmu di MAN I Tulungagung. Gus Bisyrul, panggilan akrabnya M. Bisyrul Kaafi, Bu Nurul Latifah dan Gus Gufron. Awalnya aku hanya share lock di grup ALMANSA, tetapi sungguh kaget ketika datang bersama mereka.
Sambil bercengkrama kita sempatkan foto bersama sebagai kenang-kenangan setelah kurang lebih 20 tahun tidak bersua.
Pada jelang pengumuman, sudah ada bocoran dari seseorang melalui chat WA. "Tenang, Pak Ali. Rungkad juara 1 Suara Umum dan juara 2 Perang Bintang", tulisnya. Ternya benar, Rungkad mampu menempatkan dirinya di puncak kelas umum sebagai juara 1 dan kelas perang bintang juara 2. Sedangkan Janoko sebagai juara 1 kategori bobot sebesar 7.02 kg.
"Alhamdulillah, pasti akan salaman dengan Pak Wali Kota", kelekarku selepas pengumuman. Ternya benar, aku diberi kesempatan naik dan salaman pertama kali dengan beliau. Subhanallah...
Dari Trenggalek, hanya 3 serangkai, Gus Ipul sebagai peternak dan masternya Pelunger, Pak Bibit sebagai sponsor Mobil dan penulis sendiri sebagai pecinta atau penghobi.
Komentar
Posting Komentar