Healing kok ke Goplan
HEALING... KOK KE GOPLAN
Minggu pagi, 8-1-2023, dibarengi dengan cerahnya langit, Matahari pun menampakkan sinarnya yang terang. Bergegas aku mempersiapkan diri berkemas-kemas alat dan bekal yang dibutuhkan, mulai dari Srandul (tas bawaan sepeda), tali karet maupun tali rambanan (hijauan makanan ternak), makan siang dan air minum secukupnya.
Setelah semuanya siap, kulihat jam di dinding menunjukkan pukul 08.00, segera kunyalakan sepeda motor bututku. Kubaca do'a perjalanan dan Ayat Kursi trus berangkat dengan jarak tempuh sekitar 15 km. Sekitar 45 menit baru sampai di lokasi tepatnya di Bayeman, Besuki, Tulungagung. Biasanya 35 menit sudah nyampek lokasi, tetapi sengaja pagi itu kutelusuri jalan baru menuju Pantai Widodaren untuk mengobati rasa penasaranku.
![]() |
| Penulis, di depan gubuk |
Selepas ganti pakaian, kusisir sudut lokasi sambil memantau kondisi tanaman yang ada. Maklum... hanya seminggu sekali kubertani, disela-sela kesibukan selama sepekan. Karena itu, sering kali terjadi pencurian buah pisang maupun ketela pohon bahkan rambananpun tak luput dari incaran orang yang tak bertanggung jawab.
Disudut selatan, bertemu dengan P Wakit, pesanggem bersebelahan dengan lahanku. Dia memanen ketela pohon untuk dijual ke pembuat jajanan pasar. Kusempatkan bercengkrama sambil kukeluarkan bekalku berupa Kaolin (olahan ketela yang dibungkus daun pisang) dan Gembrong (jajanan desa) sambil melepas lelah.
![]() |
| Pohon Cengkih mulai rindang |
Terdengar Azan dikumandangkan dari Musholla Pantai Gemah, pertanda masuk waktu Dhuhur. Bergegas menuju Gubuk untuk buka bontrot (bekal) makan siangku. Kunikmati makan siangku sambil memandang alam sekitar tanaman cengkih menghijau, menikmati semilir angin siang dan dendangan suara burung berkicau serasa hidup di alam raya. Dahagapun tlah hilang, kusandarkan tubuh di tiang kayu sambil membuka WA dan meneguk air putih menunggu keringnya keringatku untuk bersegera mandi dan sholat Dhuhur.
Dhuhurpun usai, bersiap-siap untuk ngunjal - mengantar bertahap - 2 ikat rambanan ke jalan raya. Kuberjalan menuju parkiran sepeda. Kutata 2 ikat rambanan di atas sepeda. Sepeda kunyalakan, kutelusuri jalan setapak bekas ban motor pesanggem lainnya. Sambil menahan nafas, mata tak berkedip sekejappun menjaga keseimbangan agar tidak jatuh. Selama kurang lebih 5 menit berlalu, akhirnya sampai juga di jalan raya. Kuhela nafas panjang, kulepas tegang sambil kuteguk air putih.
Kuturunkan barang bawaanku untuk beranjak kembali ke parkiran di sebelah gubuk. Tidak selang beberapa saat datang pesanggem lain, P Jono, yang kebetulan saya pasrahi untuk merawat Lahan sanggemanku sekaligus orang yang aku titipi 2 ekor kambing Peranakan Ettawa untuk dipelihara. Kusempatkan bercengkrama sambil menyalakan sebatang rokok menanyakan kabar dan kondisi kambing yang ia piara.
Selepas habis sebatang rokok, kita beranjak untuk melanjutkan kerja masing-masing. Tak terasa waktu berlalu begitu cepatnya. Terdengar Adzan waktu Ashar. Kulihat jam di HPku menunjuk pukul 15.00. Segera kukemas semua barang yang hendak aku bawa pulang. Tersisa satu ikat rambanan yang kupetik dari sebatang pohon Indigofera. Konon katanya, Indigofera memiliki protein paling tinggi diantara HMT lainnya. Sengaja kutanam di lahan sanggeman sebagai penghijauan sekaligus bahan pakan ternak.
Setelah semua persiapan rampung, segera kututup dan kukunci rantai pintu gubuk. Kubawa pulang semua barang yang kuambil mulai dari pakan kambing, pisang dan ketela. Cukup lama kutata barang bawaanku, hampir tidak muat di sepeda. Dengan penuh hati-hati kuberanjak pulang dengan penuh harap selamat sampai rumah. Alhamdulillah... sampai rumah jam 16.15 dengan selamat.



Gasss..kennn
BalasHapusMakasih luar... berjuang tanpa batas
BalasHapus